When
The Love Is Going Down
Disclaimer © Masashi Kishimoto
Warning:
AU, Gaje, OOC, Typo bertebaran,
alur cepat, OC (OC-nya saya minjem karakterAnnie Shigeki No Kyojin) dan masih
banyak kesalahan lainnya.
Chapter
1: The First
Pagi
yang cerah dan indah di kota Konoha. Disebuah apartemen kecil terlihat seorang
pemuda berambut pirang jabrik, berkulit tan dan diwajahnya terdapat tiga garis
tipis di masing-masing pipinya sebagai tanda lahir masih bergelut dengan dunia
mimpinya di kasur single bed-nya sambil memeluk boneka rubah besarberwarna
orange kecoklatan. Sinar matahari mencoba masuk ke dalam kamar kecil itu lewat
jendela yang tirainya masih tertutup.
Kriiiiing~!
Suara
jam alarm membangunkan pemiliknya. Pemuda pirang itu membuka matanya sehingga menampakan
iris blue saphire-nya.
Trek!
Dengan
gerakan malas dia mematikan jam alarm tersebutseraya bangkit dari tidurnya
kemudian membuka tirai dan merapikan kasur dilanjut menjalankan rutinitas
sehari-harinya yaitu mandi, sarapan dan berangkat sekolah. Pemuda itu bernama
Uzumaki Naruto, seorang siswa SMA kelas XI yang bersekolah di Konoha High
School (KHS).
Semua
dia lakukan sendiri. Ya! Karena dia yatim piatu, kedua orang tuanya meninggal
karena kecelakaan lalu lintas. Sebenarnya dia punya seorang bibi yang mau
menampungnya tapi Naruto menolak karena pertama dia ingin hidup mandiri dan
kedua bibinya itu sudah punya dua orang anak sehingga membuat Naruto tidak mau
menambah beban tanggungannya.
Konoha
High School adalah sekolah swasta elit yang hanya dimasuki oleh kalangan
orang-orang kaya. Orang biasa yang bisa masuk ke KHS adalah orang beruntung
karena mereka pintar dan berbakat. Naruto termasuk orang biasa yang pintar.
Seperti
biasanya, Naruto berangkat sekolah pukul 07.30 dengan berjalan kaki karena
letak apartemennya dengan letak sekolah tidak terlalu jauh, hanya menghabiskan
waktu 20 menit berjalan kaki.
Sebenarnya
dulu Naruto pernah membawa sepedanya ke sekolah, tapi mengingat tempatnya
bersekolah dan menimba ilmu adalah sekolah elit yang sebagian besar dimasuki
oleh kalangan orang-orang kaya, tidak jarang sebagian besar dari mereka suka
menghina dan merendahkan orang yang sekolah dengan jalan beasiswa seperti
Naruto.Diapasti akan disindir, dihina atau dikerjain.
Naruto
tidak peduli dengan cacian sindiran dan hinaan mereka tapi pernah suatu
kejadian Naruto membawa sepeda dan dirusak oleh orang yang tidak bertanggung
jawab sehingga membuat hidupnya yang kesulitan ekonomi ini harus rugi karena
harus mengeluarkan uang untuk memperbaiki sepeda, dari situ Naruto tidak mau
membawa sepedanya lagi.Dia lebih memilih berjalan karena tidak mau berurusan
dengan mereka dan lebih aman.
Pagi
ini Naruto mendapat sebuah amplop berwarna lavender di lokernya. Setelah dia
baca, ternyata Surat Cinta!Yeah! Orang seperti Naruto mendapat surat cinta
merupakan hal yang tak biasa. Tetapi sayangnya surat cinta tersebut tidak ada
nama pengirimnya. “Tch.. paling surat iseng yang mau ngerjain aku..” gumam
Naruto lalu memasukan surat tadi ke lokernya kembali.
Naruto
menaiki tangga dengan malas. Kelasnya di lantai 2 karena Naruto sudah tingkat
dua atau kelas 11. Dia memasuki kelas tanpa menyapa siapapunkarena Naruto tidak
punya teman disini, disekolah ini. Mungkin mereka tidak mau berteman dengan
orang kalangan bawah seperti Naruto karena akan menurunkan derajatnya dan
Naruto juga tidak mau berurusan dengan mereka. Naruto duduk di bangku paling
belakang yang berada dipaling pojok kelas dekat jendela.
-Skip
Time-
Teng
Teng Teng
Suara
bel tanda kegiatan belajar dan mengajar di kelas telah berakhir. Murid-murid
berhamburan keluar kelas, ada yang langsung pulang atau mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler. Tetapi tidak dengan Naruto, dia tidak langsung pulang karena
harus piket membereskan bangku-bangku dan menyapu kelas.
Kreet!
Suara
pintu geser terbuka. Seorang gadis cantik berambut indigo, beriris lavender dan
berkulit putih bak porselen masuk kedalam kelas. Dia adalahHyuuga Hinata. Gadis
itu menatap Naruto tapi Naruto tak mengalihkan pandangan atau bahkan menengok
padanya.
Hinata
menghampiri Naruto. “Na-Naruto-kun belum pulang?” tanya Hinata malu-malu.
Naruto
hanya menoleh pada Hinata kemudian kembali fokus pada pekerjaan menyapu lantai
kelas. “Aku sedang piket.”
“Ya-yang
lainnya mana? Kenapa piket sendiri?” tanya Hinata.
“Mungkin
karena tak mau piket bersamaku, mereka memilih tidak piket dan pulang.”
“Begitu
ya... A-aku bantu deh!” seru Hinata sambil berjalan ke sebuah loker di sudut
kelas, loker tersebut adalah tempat penyimpanan alat kebersihan. Hinata
mengeluarkan sapu lantai dari loker tersebut.
“Eh?
Tidak usah Hyuuga-san..” ucap Naruto sedikit terkejut dengan kelakuan teman
sekelasnya itu karena biasanya mereka tak mau bicara bahkan membantunya.
“Tak
apa! Aku melakukannya atas kemauanku sendiri!” tegas Hinata bersikeras.
“Terserahlah..”ucap
Naruto acuh kemudian melanjutkan tugasnya membersihkan kelas yang kini dibantu
oleh Hinata.
Setelah
beberapa saat kemudian, akhirnya kelas selesao dibereskan. “Haa~ akhirnya
selesai juga” ucap Hinata seraya menghela nafas panjang.
Naruto
menyimpan kembali sapu dan kemoceng ke tempatnya semula lalu melirik jam ‘Sudah
jam setengah 3, aku harus cepat ke tempat kerja..’ batinnya Naruto kemudian
menatap Hinata. “Arigatou, Hyuuga-san sudah mau membantuku” ucap Naruto dihiasi
senyum lebarnya.
Hinata
blushing ria melihat senyumannya.
“Kalau
begitu, aku duluan ya!”pamit Naruto membawa tasnya.
Grep!
Naruto
yang hendak berjalan pergi keluar kelas tertahan karenaHinata memegang
tangannya. “Tu-tunggu Naruto-kun!” ucap Hinata tergagap karena gugup.
“Ada
apa?” tanya Naruto heran.
“Ka-kau
sudah membaca suratku?”
“Eh
surat?” Naruto tampak berpikir sejenak “Ah! Jadi surat cinta dilokerku tadi
pagi itu.. kau yang mengirimnya?” tebak Naruto.
“I-iya..
A-aku menyukaimu Na-Naruto-kun!” tegas Hinata walau tergagap karena malu.
Pipinya pun merona. Hinata menundukan kepalanya untuk menyembunyikan rasa
malunya.
“E-EHH!?”
teriak Naruto terkejut dengan apa yang baru saja didengarnya. “Ka-kau serius?”
Hinata
hanya mengangguk menanggapi ucapan Naruto.
“Kenapa
kau menyukaiku? Sejak kapan?” tanya Naruto penasaran.
“Sejak
dulu.. saat kau menolongku..”
“Haa?
Kapan aku menolongmu?” Naruto mencoba mengingat-ingat kembali tapi tak pernah
ingat pernah menolong Hinata.
“Mungkin
kau tak ingat.. waktu itu..
Flashback:
On
Sore
yang mendung. Terlihat seorang gadis indigo panjang memakai dress tanpa lengan
selutut berwarna lavendertengah berdiri di sebuah bengkel. Gadis tersebut
adalah Hyuuga Hinata. “Jadi kapan mobil saya selesai diperbaiki pak?” tanya Hinata
pada montir dibengkel itu.
“Kira-kira
2 hari, nanti saya hubungi kalau sudah selesai.” jawab Montir.
“Baiklah,
kalau begitu saya permisi dulu.”
“Ya!”
Hinata
berjalan meninggalkan bengkel menuju stasiun kereta. ‘Kalau tau begini, mendingaku
tidakmengantar Hanabi ke tempat les.. jadinya begini kan..terpaksa aku harus
pulang naik kereta.’ Batinnya mengeluh.
Zrasshhhh!
Tiba-tiba
hujan deras mengguyur langit Konoha. Hinata berlari tergopoh-gopoh menuju
stasiun.
Bruk!
Hinata terjatuh telungkup karena tersandung
dan terjatuh ditengah hujan deras tersebut. Isi tas tangannya berserakan
keluar. Hinata bangunkemudian dia berjongkok membereskan isi tasnya. Dia sudah
tak peduli hujan mengguyurnya karena sudah kepalang basah.
Tiba-tiba
seseorang memayunginya dari belakang. “Siapa?” ucap Hinata menoleh pada orang
dibelakangnya tersebut.Matanya terpana pada pemuda pirang, berkulit tan,
beriris blue saphire dengan tiga garis tipis di masing-masing pipinya sedang
memayunginya sambil melihat ke arahnya juga. Dia tersenyum, lalu ikut
berjongkok dan membantu membereskan barang-barangnya sambil tetap memayunginya.
Setelah
beres mereka berdiri. “A-ano.. arigatto” ucap Hinata malu-malu.Pemuda tersebut
hanya menanggapinya dengan senyuman lima jari yang tulus.Hinata terpesona
membuat pipinya sedikit memerah.
“Ini
pakailah.” ucap si pirang sambil memberikan payungnya.
“Tidak
usah, terimakasih.. kau juga membutuhkannya.”
“Tidak
apa, aku sudah dekat kok! Ini!” tegas si pirang sambil memegang tangan Hinata
dan memaksa Hinata tuk memegang payung si pirang. “Bye!” seru si pirang sambil
berlari hujan-hujanan menjauh dari Hinata.
“Arigatou!”
teriak Hinata.
Pemuda
tersebut hanyamelambaikan tangannyatanpa menoleh.Dia pun menjauh dan menghilang
dari pandangan Hinata.
Flashback:
Off
“Esoknya
aku melihat kau di sekolah ini, aku tak menyangka kau juga bersekolah disini..
sejak saat itu aku selalu.. sejak saat itu aku.. aku menyukaimu.” jelas Hinata.
Naruto
hanya cengo mendengar cerita Hinata. ‘Aku tak menyangka gadis yang dulu
kutolong adalah Hyuuga Hinata. Aku bahkan sudah lupa wajah si gadis itu.. apa
yang harus kulakukan?’ batin Naruto bingung.
“Ja-jadi
bagaimana? Ma-maukah kau menjadi pacarku?” tanya Hinata dengan nada penuh
harap.
“Bagaimana
ya.. aku bahkan hanya sekedar mengenalmu dan menurut pandanganku, ini adalah
pertama kalinya kita bicara..” jawab Naruto ragu.
“So-Souka..” ucap Hinata dengan nada
penuh kekecewaan dan mata berkaca-kaca. Hinata menundukan kepalanya untuk
menyembunyikan raut wajahnya.
Melihat
itu membuat Naruto merasa bersalah. Dia menghela nafas panjang. “Baiklah.. kita
jalani saja dulu.. aku akan berusaha menjadi seseorang yang terbaik untukmu.
Aku akan mencoba tidak mengecewakanmu.. aku akan berusaha untuk menyukaimu..
maka dari itu kau berusahalah agar aku membalas perasaanmu secepatnya.” ucap
Naruto sambil tersenyum ramah.
Hinata
langsung menengadahkan kepalanya memandang bule saphire Naruto mencari
kebenaran apa yang dikatakannya, dia melihat matanya penuh keyakinan. Hinata
menangis bahagia lalu menerjang Naruto dan memeluknya. Naruto membalas pelukan
Hinata.
Naruto
dan Hinata berjalan berdampingan di koridor sekolah. “Ne Naruto-kun.. jadi kita
pacaran ya?” tanya Hinata sambil memandang Naruto.
“Tentu
saja..” ucap Naruto sambil tersenyum lembut.
“Kau
pulang ataupun berangkat suka berjalan kaki ya?” tanya Hinata retoris.
“Iya,
kok tahu?”
Hinata
tersenyum kecil. “Aku kan selalu memperhatikanmu.”
“Dasar
stalker!” ejek Naruto sambil mengelus-elus kepala Hinata.
“Huh!”
Hinata kesal atas ucapan Naruto. Dia mengembungkan pipinya. “Maaf deh aku suka
memperhatikanmu..” ucap Hinata lalumemanyunkan bibirnya.Sedikit ngambek.
Naruto
tersenyum kecil mendengarnya. “Hahahaha. Aku senang kok diperhatikan. Kalau kamu
sendiri bagaimana pulang perginya?”
“Aku
bawa mobil sendiri soalnya lumayan jauh dari rumah ke sekolah.. kalau naik
transportasi umum harus naik kereta dan bus.. eh mau ku antar?” tawar Hinata.
“Hahaha
kok terasa kebalik ya? Di drama, biasanya lelaki yang antar wanitanya..” ucap
Naruto geli. “Tidak usah.. lagipula aku
ada kerja sambilan jam 4 nanti..”
“Begitu
ya..”
“Iya..
kalau begitu aku duluan ya Hinata..” ucap Naruto sambil melepaskan genggaman
tangannya.“Jaa~ ne!” pamit Naruto
sambil mencepatkan langkah kakinya dan menjauhi Hinata.
“Tunggu!”
seru Hinataberlari menyusul Naruto. Naruto menghentikan langkahnya lalu menatap
Hinata dengan wajah penuh tanya. “Setidaknya beri aku pin, email atau nomor hp
mu!” ucap Hinata.
Naruto
mengeluarkan smartphone-nya lalu membuka aplikasi BBM. “Ini kode batangnya”
ucap Naruto sambil memberikan HP-nya pada Hinata.
HP
Hinata menscan kode itu dengan kameranya “Sudah kuinvite.. accept ya!” ucap
Hianat sambil memberikan HP Naruto.
“Iya..
sekarang juga di accept nih!” ucap Naruto sambil memperlihatkan HP-nya lalu
meng-accept undangan Hinata.
“Sipp,
kalau aku mau menghubungimu,aku takkan sulit hehe..”
“Baiklah..
sekarang aku boleh pergi?” tanya Naruto.
“Iya..
Jaa ne!”
“Kau
hati-hati dijalan ya.. jangan ngebut! Jaa ne.. nanti kuhubungi” ucap Naruto
sambil berlari kecil menjauhi Hinata.
“Iya!”
seru Hinata.
oOo
“Tadaima!”
seru Hinata penuh semangat dengan wajah berseri-seri.
“Okaeri!”
ucap Neji yang tengah duduk di sofa sambilmenonton tv disamping Hanabi di
tengah rumah besar.
Hanabi
yang melihat tingkah kakaknya sedikit aneh. Hanabi bangkit dari duduknya
kemudian berjalan kearah Hinata. “Nee-chan? Apa terjadi sesuatu yang baik?” tanya
Hanabi penasaran.
“Ha?”
Hinata tak mengerti maksud adiknya.
“Kau
terlihat sangat senang, apa terjadi sesuatu?”
“Ahahaha
begitukah?” Hinata malah balik bertanya.
“Memang
apa yang terjadi padamu Hinata?” kali ini Neji yang bertanyasambil menoleh pada
Hinata.
“Tidak
ada kok Neji-nii hehe” ucap Hinata lalu naik ke kamarnya di lantai 2.
Ibunya
Hinata yang tengah memasak didapur dan mendengarkan pembicaraan mereka hanya
tersenyum.
Tap
Tap Tap
Cklek!
Blam!
Hinata
masuk ke kamarnya yang bercat lavender itu, dia langsung merebahkan dirinya di
kasur queen size-nya. “Haahh~ Indahnya hari ini..” gumam Hinata sambil
senyum-senyum, lalu Hinata mengambil iphone-nya dan mengirim pesan pada Naruto.
Lavender Hinata: lagi kerja ya?
Ganbatte :)
Hinata
lalu guling-guling tak jelas di kasur, senang karena dia mengirim pesan
pertamanya pada Naruto meski dia tau pasti Naruto takan membalas pesannya
sekarang.
Brukk!
Hinata
terjatuh dari ranjang karena terlalu asik guling-guling. “Ittai~!” pekik Hinata
seraya bangun sambil memegang punggung dan pantatnya.
oOo
“Konichiwa paman.. maaf agak telat hehe”
ucap Naruto sambil masuk ke dapur sebuah restoran.
“Tumben
kau telat Naruto.. kukira kau takkan masuk kerja hari ini..” ucap pemilik restoran
yang kita ketahui namanya Teuchi. Dia memakai pakaian khas koki.
“Hehe..
Maaf.. Tadi ada sesuatu yang harus diselesaikan dulu..” cengir Naruto.
“Oh
begitu, kalau begitu cepat mulai kerja!“ tegas Teuchi.
“Baik!”
seru Naruto lalu masuk ke ruang khusus karyawan dan mengganti bajunya dengan
baju karyawan disana kemudian pergi ke dapur dan melakukan pekerjaannya.Mencuci
piring.
Ayame,
anak sulung Teuchi yang tadi memperhatikan Teuchi dan Naruto berbicara
menghampiri Naruto. “Ne Naruto.. emang sesuatu apa yang kau selesaikan itu?”
tanya Ayame sambil mengambil pisau yang baru selesai Naruto cuci.
“Itu
rahasia, nee-chan hehehe” ucap Naruto sambil nyengir penuh arti.
“Huh
main rahasia-rahasiaan lagi..” ucap Ayame cemberut. Dia pergi melanjutkan
tugasnya. Memotong sayuran.
Setelah
selesai mencuci piring, Naruto menjalankan tugasnya sebagai pelayan. Dia tak
bisa memasak kecuali ramen instan, telur goreng atau rebus dan nasi goreng.
Makanya dia tidak bisa membantu di dapur kecuali mencuci piring.
Direstoran
Naruto juga punya rekan kerja yang baik dan ramah.Diantaranya Ayame anak
pemilik toko,Omoi pemuda berkulit coklat dan berambut putih yang mempunyai
sikap berlebihan dan paranoid dalam menanggapi sesuatu, Yuki Haku pemuda ikemen yang ramah sehingga banyak
disukai oleh wanita, Rin Nohara gadis manis berambut coklat yang baik serta
lembut dan Mei Terumi seorang wanita berusia hampir 30-an yang menjadi kasir di
restoran itu.
Naruto
bekerja sampai restoran tutup yaitu sampai jam 10 malam.Ditambah membereskan
meja dan merapikan dapur, jam pulangnya kira-kira jam setengah sebelas malam. “Naruto
ini bungkuskan makanan. Kalau kau tidak lapar kau simpan di kulkas dan
hangatkan saat sarapan.. yang lainnya juga sama aku bungkuskan” ucap Teuchi.
Pemilik
restoran memang baik, selalu membungkuskan makanan yang tak terjual kepada
karyawannya.
“Arigatou
Teuchi-san!” ucap semua karyawan bersamaan. Mereka pun pulang ke rumahnya
masing-masing.
oOo
“Hah
lelahnya~” gumam Naruto yang baru pulang kerja sambil menutup pintu
apartemennya. Dia menyimpan makanan yang diberikan Teuchi ke kulkas lalu mandi
dan belajar. Keseharian Naruto memang sekolah, kerja lalu belajar sampai jam 12
malam dan tidur.Saat hendak belajar dia melihat HP-nya dan membaca pesan dari
Hinata. Naruto tersenyum menatap layar HP-nya lalu membalas pesannya.
Naruto Maki: Arigatou Hime =D
Di
tempat lain tepatnya di kediaman Hinata, dia sudah tidur tapi terbangunkan oleh
suara iphone-nya. Hinata membuka matanya dengan malas, saat membaca siapa yang
ngirim matanya langsung terbuka lebar. Dengan cepat dia membalas pesannya.
Lavender Hinata: Kenapa baru
dibalas sekarang -.-? Kau belum tidur Naruto?
Naruto Maki: Maaf aku tak membuka
HP, sekarang aku sedang belajar.. kau sendiri belum tidur Hinata?
Lavender Hinata: Kamu pulang kerja
jam berapa? Eh jam segini baru belajar? Ini sudah malam loh :o
Naruto Maki: Kurang lebih jam 11
hehe.. kamu tidur sana!
Lavender Hinata: Aku jadi gak
ngantuk, mau nemenin kamu belajar aja :)
Naruto Maki: Besok PR-nya cuma
matematika doang kan.. sekarang juga udah mau selesai kok.. jadi tidur sana :p
Lavender Hinata: Ntar ih, pengen
bm-an ma km :3
Naruto Maki: Ya udah deh terserah
kamu aja.. btw gimana kita besok di sekolah? Kamu mau kita diem-dieman aja atau
pada tau kita pacaran?
Lavender Hinata: Aku si terserah
Naruto-kun aja!
Naruto Maki: Aku juga terserah
kamu...
Lavender Hinata: Mending kita
backstreet dulu, aku males kalau kita jadi bahan perbincangan orang.
Naruto Maki: Oke deh sipp.. aku
udah menyelesaikan PR nih.. kita tidur yuk, biar besok gak kesiangan..
Lavender Hinata: Okay! Oyasuminasai
Naruto-kun^^
Naruto Maki: Oyasumi hime :D
Esoknya
disekolah seperti tidak terjadi apa-apa diantara mereka. Naruto seperti biasa,
belajar dengan serius. Saat istirahat, dia pergi ke kantin untuk membeli roti
yakisoba dan jus jeruk kalengan di mesin penjual otomatiskemudian kembali
kekelas dan memakan roti serta jus tersebutkemudian tidur sampai bel masuk
untuk mengisi energinya.
Sedangkan
Hinata, belajar lalu saat jam istirahat makan di kantin lalu berbincang-bincang
dengan sahabat-sahabatnya yang diantaranya adalah Tenten, Matsuri,Sakura dan
Ino hingga bel masuk. Dia sering mencuri-curi pandang ke arah Naruto tanpa
disadari teman-temannya.
Saat
pulang sekolah, Hinata mengirim pesan pada Naruto agar menemuinya di taman
belakang.Setelah membaca pesan Hinata, Naruto segera ke taman belakang kemudian
duduk di bawah pohon besar menunggu Hinata.
“Hei!”
sapa Hinata sambil berlari kecil ke arah Naruto. “Maaf.. pasti kau lama menunggu
ya? Aku ke toilet dulu sebentar..” ucap Hinata setelah sampai di depan Naruto.
“Tidak
apa, duduk sini!” ucap Naruto sambil menepuk-nepuk tempat di sampingnya.
Hinata
dengan malu-malu duduk disamping pemuda itu. “Bagaimana harimu?”
“Tak
ada yang spesial, kalau kamu? Apa saja yang kau lakukan hari ini?” tanya
Naruto.
“Sama,
paling mendengarkan curhatan teman-temanku dan soal Tenten yang sedang ada
masalah dengan kakak ku.”
“Masalah
apa? Kau punya kakak?” tanya Naruto dengan sebelah alis terangkat.
“Masalah
percintaan mereka, paling hanya salah paham.. iya punya, dia kelas 3 di sekolah
ini..”
“Oh
begitu ya..” ucap Naruto sambil manggut-manggut.
“Naruto-kun
sendiri bagaimana?” tanya Hinata.
“Bagaimana
apanya?”
“Bagaimana
di tempat kerjamu? Apa kau selalu pulang malam?”
“Yah
begitulah.. aku kerja maksimal sampai jam 11.. kalau hari sabtu dan minggu aku
libur.. hehe”
“Loh
kok libur?”
“Soalnya
hari Sabtu dan Minggu tuh buat yang kerja part time”
“Memangnya
kamu bukan part-time juga?”
“Aku
sudah dianggap karyawan tetap loh, hanya kerjaku dari sore makanya gajiku
setengahnya dari karyawan lain..”
“Souka..”
Naruto
menatap Hinata intens. “Hinata, nanti minggu mau kencan gak?”
“E-eh?
Kemana?” tanya Hinata terkejut sekaligus malu mendengar ucapan Naruto.
“Gimana
kalau ke taman hiburan?”
“A-ayo!”
seru Hinata senang.
“Yosh!
Nanti mau bertemu di konoha land atau stasiun?”
“Di
gerbang Konoha Land aja..”
“Oke..
aku tunggu hari Sabtu jam 5 ya!”
“Siap..
Naruto-kun, kalau pagi hari pada hari Sabtu dan Minggu kau ngapain aja? Tidur?”
“Aku
kerja sambilan jadi pengantar pizza sampai jam 2..”
“Oh
begitu..”
“Kalau
kau apa yang kau lakukan saat libur Hinata?”
“Aku
hanya di rumah atau kadang-kadang jalan-jalan dengan adik atau sahabatku..”
“Hmm
begitu ya...”
Mereka
pun terus berbincang-bincang hingga waktu tak terasa sudah jam 3. “Hinata,
sudah sore.. aku harus kerja”
“Oh
iya..” ucap Hinata lalu berdiri Naruto pun ikut berdiri.
Cup!
Naruto
mencium pipi Hinata. “Kalau begitu aku duluan ya..” ucap Naruto lalu Naruto
pergi meninggalkan Hinata yang mematung dengan wajah memerah.
oOo
Sabtu
sore yang cerah dan indah. Di depan gerbang taman hiburan, terlihat seorang
pemuda pirang memakai celana denim hitam, kaos pendek berwarna hijau toska
dibalut dengan jaket hoodie berwarna hitam-abu serta sepatu kets berwarna
hitam.
Pemuda
itu sedang melihat kearah gadis indigo yang memakai dress lavender selutut
dengan motif bunga-bunga dibalut bolero berwarna ungu, sepatu sandal berhak
sedang berwarna lavender serta tas selempang berwarna lavender. Gadis tersebut
tengah berlari-lari kecil menuju ke arahnya.
“Maaf,
apa kau menunggu lama Naruto-kun?” tanya gadis tersebut sedikit terengah-engah.
“Tidak
kok, aku juga baru sampai Hinata.. kau naik apa kesini?”
“Aku
naik taksi”
“Oh
begitu.. kalau begitu ayo masuk!”
“Iya!”
ucap Hinata semangat.
Mereka
pun masuk ke berbagai wahana, dimulai dari rumah kaca, rumah miring, tornado,
niagara-gara, kora-kora dan lain-lain. Mereka sangat kuat, tidak ada yang
merasa mual diantara mereka karena wahana-wahana ekstrim yang mereka naiki.
Malah mereka merasa menikmatinya. Tak terasa hari sudah menunjukan pukul
setengah delapan malam.
Kini
mereka tengah duduk di kursi panjang yang disediakan taman bermain tersebut.“Hinata,
mau membeli sesuatu untuk di makan?” tanya Naruto.
Hinata
mengangguk. “Aku ingin jus anggur.”
Naruto
berdiri. “Oke, tunggu disini sebentar ya!” ucap Naruto kemudian Naruto berjalan
pergi ke mesin penjual otomatis yang tak jauh dari tempat mereka duduk.
Beberapa saat kemudian Nauto menghampiri Hinata dengan jus bertengger di kedua
tangannya. “Ini jusmu Hinata” ucap Naruto sambil memberikan jus anggurnya.
Hinata
menerimanya dengan senang hati. “Arigatou Naruto-kun!”
“Douita hehe..” ucap Naruto lalu duduk di
samping Hinata. Beberapa saat keheningan terjadi diantara mereka hingga Naruto
membuka pembicaraan. “Ne Hinata..”
“Iya?”
“Tampaknya
sekarang aku menjadi menyukaimu..”
“Be-benarkah?”
ucap Hinata dengan nada tak percaya.
“Iya
hehe..” ucap Naruto diselingi cengirannya
“Syukurlah
kalau begitu hehe” ucap Hinata lalu menyandarkan kepalanya di bahu Naruto.
Naruto mengeluarkan HP di jaketnya lalu membuka kamera dan mengambil foto
mereka berdua.
“Hei
kau curang, kirimkan juga ke aku donk..” ucap Hinata dengan nada manja.
“Baik..
Baik.. Oh iya Hinata.. bagaimana kau bisa pergi kesini? Ah maksudku apa
alasanmu agar kau dapat izin pergi denganku?”
“Em..
sebenarnya temanku Matsuri tau kalau kita pacaran.. dia mau kujadikan alasan
agar aku bisa keluar, jadi aku kesini dengan alasan mau ke rumah Matsuri.”
“Oh
begitu ya...”
“Iya..”
“Eh
sudah hampir jam 8 malam.. kita pulang saja yuk.. nanti orang tuamu khawatir..”
“Iya..
tapi aku ingin naik kincir raksasa dulu..”
“Baiklah,
ayo..” ucap Naruto sambil mengulurkan tangannya lalu disambut dengan senang
hati oleh Hinata, mereka berjalan menuju wahana kincir raksasa dengan
bergandengan tangan. Setelah mereka mengantri, mereka menaiki Kincir Raksasa
itu.
“Wah
indahnya!” seru Hinata sambil memandangi pemandangan kota Konoha di atas Kincir
tersebut.
“Ya
memang indah..” ucap Naruto yang juga memandangi pemandangan sambil tersenyum.Naruto
memegang tangan Hinata. Hinata mengalihkan pandangannya ke Naruto kemudian
membalas genggaman Naruto. Naruto pun mengalihkan pandangannya dan memandang
Hinata. Beberapa saat mereka saling berpandangan lalu wajah mereka saling
mendekat dan bibir mereka bertemu. Mereka berciuman cukup lama lalu Naruto
melepaskan ciumannya. Wajah mereka berdua terlihat memerah lalu mengalihkan
pandangannya ke pemandangan di luar. Mereka saling diam sampai mereka turun
dari Kincir.
“Ayo
pulang” ucap Naruto sambil tersenyum setelah keluar dari kincir.Naruto berjalan
didepan Hinata. Hinata terus memandangi punggung Naruto.
Hinata
menahan Naruto dengan memegang tangannya. Naruto menghentikan jalannya lalu
menoleh memandang Hinata dengan mata yang memancarkan seolah bertanya ‘kenapa?’
Hinata
menunduk lalu berkata “A-aku ingin photo box disana de-denganmu” ucap Hinata
gugup sambil menunjuk kamar photo box otomatis.
Naruto
tersenyum kecil mendengarnya. “Ayo!”
Mereka
pun berjalan menuju tempat photo box berada.Naruto sedikit kebingungan setelah
berada di dalam photo box. “Ini pertama kalinya aku photo box, aku tidak tau
harus bagaimana..” ucap Naruto dengan nada bingung.
Hinata
mengeluarkan uang koin dari dompetnya. “Begini.. masukan koin 100 yen ini
ketempat koin ini lalu tekan tombol ini, nanti kita akan di foto sebanyak empat
kali dengan jeda 10 detik.. nah sekarang ayo kau bergaya” jelas Hinata sambil
memasukan uang dan menekan tombol lalu menggelayut manja di tangan Naruto.
“Oh
begitu ya..” ucap Naruto sambil mengangguk-ngangguk.
Setelah
selesai di foto, keluarlah selembar kertas foto yang berisi 4 pose mereka.
Hinata meminjam gunting yang disediakan disana dan menggunting foto itu menjadi
empat foto. Ada foto Hinata yang menggelayut manja di tangan Naruto, Naruto
yang sedang merangkul bahu Hinata, Naruto yang sedang mencium pipi Hinata dan
Hinata yang mencium pipi Naruto. Semua foto dihiasi dengan wajah tersenyum
bahagia.
“Ini
Naruto-kun! Kamu foto ini dan ini, aku yang ini dan ini..” ucap Hinata sambil
memberikan dua foto pada Naruto. Foto yang dimiliki Naruto adalah foto Hinata
yang menggelayut manja di tangan Naruto dan yang sedang mencium pipi Naruto,
sedangkan foto Hinata adalah foto Naruto yang sedang merangkul bahu Hinata dan
yang sedang mencium pipi Hinata.
“Hai..
akan ku simpan di dompetku agar bisa melihatnya setiap hari hehe” ucap Naruto
sambil menyimpan fotonya di dompetnya.
“Aku
juga!” seru Hinata mengikuti Naruto yaitu menyimpan fotonya di dompetnya.
“Nah
sekarang ayo pulang..” ucap Naruto sambil memegang tangan Hinata.
“Iya!”
ucap Hinata membalas genggaman Naruto. Mereka pun berjalan beriringan sambil
bergandengan tangan.
Di
tepi jalan, Naruto menemani Hinata menunggu taksi. “Taksi!” seru Naruto
kemudian taksi tersebut berhenti. Hinata menaiki taksi “Aku duluan ya Naruto-kun!
Jaa ne!”
“Jaa!” seru Naruto lalu taksi yang
ditumpangi Hinata pun pergi melesat meninggalkan Naruto.
oOo
Di
sebuah apartemen kecil, terlihat Naruto sedang tiduran di kasur sambil
memandangi foto dirinya dan Hinata. Narutotersenyum-senyum sendiri. Naruto
membuka HP-nya dan mengirim pesan.
Naruto Maki: Sudah sampai?
Tak lama kemudian
Hinata membalas pesannya.
Lavender Hinata: Sudah.. kau
sendiri?
Naruto Maki: Aku juga sudah.. lagi
apa?
Lavender Hinata: Lagi mau mandi dan
makan.. kalau kamu?
Naruto Maki: Sedangmemikirkanmu :p
Lavender Hinata: Serius ih! >:o
Naruto Maki: Aku juga serius kok..
aku mau makan dulu.. met istirahat ya Hinata
Lavender Hinata: Iya! Naruto-kun mo
:)
