ASS, 14 tahun, korban
penculikan dan pemerkosaan oleh teman Facebook-nya, Catur Sugiato, 24 tahun,
tidak dapat kembali ke sekolah. Siswi kelas IX SMP Budi Utomo Depok itu
dilarang mengikuti pelajaran oleh sekolahnya.
"Anak saya tidak
boleh sekolah lagi. Ketika diumumkan di lapangan upacara, memang tidak langsung
menyebutkan nama anak saya. Tapi selesai upacara anak saya tidak boleh masuk
kelas," kata ibu kandung ASS, Rauden Gultom, kepada wartawan, Senin, 8
Oktober 2012.
Padahal, hari ini
adalah pertama kalinya siswi itu menginjakkan kaki di sekolah lagi. Sebelumnya
dia diculik sopir angkot D03 jurusan Parung-Depok pada 23-30 September 2012.
Menurut Rauden, sekolah tidak menerima ASS karena dianggap telah mempermalukan
dan tidak menjaga nama baik sekolah. "Anak saya hanya nangis-nangis di
depan kelas," katanya.
Rauden mengaku tidak
terima dengan perlakuan ini. Sebab, sekolah tidak menghargai ASS sebagai
korban. Apalagi, ketika ASS masuk kelas, dia disuruh keluar lagi dan membawa
tas.
"Sebelumnya dia
hubungi saya melalui telepon temannya kalau saya dipanggil kepala
yayasan," katanya. Tapi ketika Rauden mendatangi kepala yayasan ternyata
tak ada respon. Rauden pun menghampiri anaknya yang sedang menangis di depan
kelas.
"Tapi yayasan
tidak kasih anak saya sekolah lagi. Saya tidak terima," kata dia. Atas
kejadian ini, Rauden berencana akan melaporkan ke Komisi Nasional Perlindungan
Anak.
Ketua Komnas PA, Arist
Merdeka Sirait, mengatakan sudah mendengar cerita itu dari Rauden. "Sangat
disesalkan kejadian ini," katanya. Perlakuan yang diterima ASS, kata
Arist, sangat tidak adil. "Dia sudah menjadi korban, tapi masih mendapat
perlakuan demikian dari sekolah."
Sampai saat ini pihak
sekolah belum bisa dimintai keterangan soal kejadian ini. Sebelumnya, ASS
diculik dan diperkosa di Parung dan Ciseeng, Bogor, sebanyak tiga kali. Kasus
ini kini ditangani Kepolisian Bogor.
Sumber: Tempo
